Dunia yang Tidak Pernah Ramah Pada Perempuan

Atas permintaan Kemal, saya akan menceritakan pengalaman traumatis dilecehkan laki-laki.
Pertama, mungkin sekitar tahun 2007 atau 2008 kejadian ketika saya mengalami kecelakaan motor di jalan Racing Center.
Sekitar pukul 1 atau 2 siang saya bermaksud berbelanja di sekitar jalan itu dengan mengendarai motor. Saat keluar dari lorong, tentu saja saya memperlambat laju motor karena harus waspada kendaraan yang melintas di depan saya. Ketika saya bersiap melaju kembali, tiba-tiba seorang laki-laki memperlambat laju motornya dan mengimbangi jalan saya. Dia tiba-tiba meremas buah dada saya dan saya pun tidak bisa lagi mengendalikan laju motor karena kaget, marah, takut, pokoknya perasaan yang campur aduk. Saya pun pulang dalam keadaan luka-luka tanpa tahu harus berbuat apa menindaki orang tersebut karena jangankan nomor plat motornya, wajahnya pun tak sempat saya lihat.

Saya jatuh lagi dari motor kedua kalinya pada tahun 2015 karena perbuatan laki-laki jahat. Mereka memang tidak melecehkan saya tapi berusaha mencuri tas saya. Kejadian itu sekitar pukul 9 malam dan memang sedang ramai isu begal. Tapi karena tas tote yang saya sampirkan di bahu itu tersangkut di tangan saya yang memegang setir motor jadi tas itu pun robek dan menjatuhkan semua isi barang saya. Saya tidak mungkin melepaskan setir motor karena itu adalah pegangan gas motor dan akhirnya mereka tidak mengambil apa-apa dari saya. Namun, sialnya saya oleng dan akhirnya terjerembab di jalan aspal Pettarani.
Sejak itu, saya tidak berani mengendarai motor di malam hari. Hal paling traumatis yang masih menghantui saya sampai hari ini adalah saya selalu takut jika ada laki-laki yang laju kendaraannya bersamaan di samping kendaraan saya. Saya gemetaran tiap kali membawa motor lalu ada laki-laki melambat di samping. Pernah suatu kali, di pinggir jalan Perintis pukul setengah 10 malam saya berhenti sebentar untuk mengecek barang di dalam tas. Lalu ada seorang laki-laki berjalan lambat melewati saya, tiba-tiba air mata saya jatuh saking takutnya, padahal laki-laki itu hanya melewati saya. 
Seringkali teman-teman saya suka bertanya mengapa saya lebih sering dan suka diantar jemput. Mengapa saya juga sangat takut berkendara sendirian di malam hari. Dengan sedih kali ini saya menjawab yang sebenarnya lewat cerita ini.

Sebagai seorang perempuan yang tergolong kuat mental menghadapi apa pun, ternyata saya masih merasa lemah. Padahal saya juga sadar akan hak sebagai perempuan, hak apa saja yang saya punyai dan apa yang harus saya lakukan jika hak saya dilanggar orang lain. 
Saya kemudian berpikir, apa kabar perempuan lain di sana yang tidak terbiasa hidup keras dan tidak tahu haknya sendiri, lalu tiba-tiba mengalami pelecehan seksual?
Hal kecil yang saya alami saja bisa membuat trauma berkepanjangan. Bagaimana dengan saudara-saudara perempuan saya di luar sana?


Masalah tidak bisa langsung selesai jika si pelaku pelecehan seksual sudah dihukum. Kita mesti punya penanganan yang tepat dan tindak lanjut terhadap si korban. Saya harap suatu hari saya bisa membuat lembaga bantuan kesehatan mental bagi perempuan-perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 komentar: